Judul | Etika Agama Dalam Membangun Masyarakat Madani |
Pengarang | Syamsuddin, Din |
Penerbitan | Jakarta : Logos, 2002 |
Deskripsi Fisik | 263 hlm. ;21 cm. |
ISBN | 979-626-091-3 |
Subjek | Agama Islam Etika |
Abstrak | ETIKA AGAMA DALAM MEMBANGUN MASYARAKAT MADANI. Mengapa bangsa kita, yang sudah merdeka seJak 1945 belum mampu membangun fondasi masyarakat madani? Jawaban atas pertanyaan itulah yang menjadi benang merah tulisan dalam buku ini. la melihat berbagai persoalan masyarakat, bangsa, dan negara melalui pendekatan komprehensif.Dalam perspektif pembangunan masyarakat madani, kemandirian merupakan unsur yang paling menentukan Untuk itu perlu didefinisikan dengan jelas agar memudahkan proses pencapaiannya. Tidak cukup dengan pendekatan normatif yang menilai persoalan dengan rumusan serba `bukan`, secara verbalistik. Yang lebih penting adalah bagaimana membentuk kemandirian itu sehingga mampu melahirkan kecenderungan psikologis yang positif, seperti kreativitas, dinamika, prakarsa, dan inovasi yang menjadi ciri dominan dari kemandirian. Dalam membangun sistem kepribadian diperlukan kesadaran akan eksistensi manusia sebagai makhluk Tuhan yang memiliki kebebasan berkehendak (free will), kebebasan berbuat (free act), dan be |
Bahasa | Indonesia |
Bentuk Karya | Bukan fiksi atau tidak didefinisikan |
Target Pembaca | Umum |
Tag | Ind1 | Ind2 | Isi |
001 | INLIS000000000000049 | ||
005 | 20230105093646 | ||
008 | 230105################g##########0#ind## | ||
020 | # | # | $a 979-626-091-3 |
035 | # | # | $a 0010-0521000049 |
082 | # | # | $a 297.5 |
084 | # | # | $a 297.5 SYA e |
100 | 1 | # | $a Syamsuddin, Din |
245 | 1 | # | $a Etika Agama Dalam Membangun Masyarakat Madani |
260 | # | # | $a Jakarta :$b Logos,$c 2002 |
300 | # | # | $a 263 hlm. ; $c 21 cm. |
520 | # | # | $a ETIKA AGAMA DALAM MEMBANGUN MASYARAKAT MADANI. Mengapa bangsa kita, yang sudah merdeka seJak 1945 belum mampu membangun fondasi masyarakat madani? Jawaban atas pertanyaan itulah yang menjadi benang merah tulisan dalam buku ini. la melihat berbagai persoalan masyarakat, bangsa, dan negara melalui pendekatan komprehensif.Dalam perspektif pembangunan masyarakat madani, kemandirian merupakan unsur yang paling menentukan Untuk itu perlu didefinisikan dengan jelas agar memudahkan proses pencapaiannya. Tidak cukup dengan pendekatan normatif yang menilai persoalan dengan rumusan serba `bukan`, secara verbalistik. Yang lebih penting adalah bagaimana membentuk kemandirian itu sehingga mampu melahirkan kecenderungan psikologis yang positif, seperti kreativitas, dinamika, prakarsa, dan inovasi yang menjadi ciri dominan dari kemandirian. Dalam membangun sistem kepribadian diperlukan kesadaran akan eksistensi manusia sebagai makhluk Tuhan yang memiliki kebebasan berkehendak (free will), kebebasan berbuat (free act), dan bertanggung jawab. Untuk dapat mengaktualisasikan kemandiriannya, seorang manusia perlu menyadari sekaligus mengembangkan setiap potensi kerohanian yang dimilikinya. Di sinilah perlunya etika agama yang dapat membimbing manusia pada kesadaran akan adanya sifat-sifat Tuhan pada dirinya yang kreatif (al-khaliq), mandiri (al-qiyam binasihi), inovatif (almushawwir), percaya diri (al-qoh ar), dan lain-lain. Sayangnya, etika agama seringkali dilupakan dalam proses pembangunan. Bagi mereka yang peduli dengan persoalan pembangunan dan kaitannya dengan pesan-pesan moral agama secara luas, tentunya buku karya Dr. M. Din Syamsuddin ini menjadi rujukan penting. |
650 | # | 4 | $a Agama Islam |
650 | # | 4 | $a Etika |
990 | # | # | $a 017203 |
990 | # | # | $a 017204 |
Content Unduh katalog
Karya Terkait :