520
|
#
|
#
|
$a KISAH AL-ANBIYA DALAM NASKAH KUNO, KOLEKSI PERPUSTAKAAN NASIONAL RI.
Hikayat Anbiya merupakan cerita para nabi. Yang Dimaksud Nabi di dalam kisah ini adalah Rasul atau utusan (Allah). Karena ada perbedaan di antara nabi dengan rasul, yaitu:a. Nabi, ialah seorang laki-laki yang mendapatkan wahyu dari Allah Taala melalui malaikat Jibril dalam hal mengenai perinfah dan larangan Allah, wahyu tersebut hanya untuk ia sendiri.b. Rasul, ialah seorang laki-laki yang mendapatkan wahyu dari Allah Taala melalui malaikat Jibril wahyu tersebut untuk dirinya sendiri clan wajib untuk disampaikan kepada ummatnya.Dalam penggarapan naskah kali ini yaitu dengan mentransliterasi naskah tunggal dari koleksi W.67. Di dalam naskah ini memuat beberapa kisah para nabi (rasul). Dan yang ditransliterasi mulai dari kisah:1. Nabi Musa (dalam halaman naskah 1-1 19b)2. Nabi Ayyub (dalam halaman naskah 1 19b-138a) 3. Nabi Yunus (dalam halaman naskah 138a-145b) 4. Nabi Ilyas (dalam halaman naskah 145b-...)Deskripsi NaskahNaskah bernomor koleksi W. 67, ukuran sampul 16 x 20 cm., ukuran teks 10,5 x 15,5 cm., terdiri atas 333 halaman, setiap halaman terdiri atas 16 baris. Tulisan cukup jelas, ditulis dengan tinta hitam clan mereh, kertas Eropa, sudah berwarna kecoklatan serta agak rapuh. Naskah dijilid dengan karton tebal berlapis kertas marmer berwarna coklat.Isi naskah:Naskah ini berisi kisah para nabi, anfara lain: Kisah Nabi Musa, Nabi Ayyub, Nabi Yunus, Nabi Ilyas, Raja Thalut don Nabi Daud, Nabi Sulaiman, Nabi Armiya don Aziz anak cucu Nabi Harun, Nabi Isa, don Kisah Ashab al-Ukhdud.Pertanggung jawaban Transliterasi :Dalam mentransliterasi naskah ini, kami tulis sesuai dengan ketentuan-ketentuan ejaan yang disempurnakan. Namun selain itu ada beberapa hal yang menyimpang dari ketentuan tersebut, karena kami mentransliterasikan sebagaimana adanya dalam naskah supaya dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan aslinya. Dalam penulisan naskah aslinya terkadang tidak terdapat tanda baca seperti: titik, koma, tanda tanya don sebagainya. Akan tetapi dalam mentransliterasi naskah ini kami beri tanda baca seperti di atas. Dan dalam teks-teks tertentu seperti dalil-dalil AI-Quran don hadits-hadits nabi ditulis dengan tinta merah maka di dalam mentransliterasinya diberi tanda dengan huruf miring. Demikian juga pada kafimat berbahasa Arab biasanya terdapat kata-kata yang harus dibaca panjang, maka untuk memberi tanda bacaan panjang tersebut diberi tanda seperti: a, i, 0. maka di dalam mentransliterasinya diberi tanda dengan huruf miring. Demikian juga pada kafimat berbahasa Arab biasanya terdapat kata-kata yang harus dibaca panjang, maka untuk memberi tanda bacaan panjang tersebut diberi tanda seperti: a, i, 0.
|