520
|
#
|
#
|
$a Direktori Pemikiran Ilmuwan Politik dan Sejarawan Asing Ahli Indonesia Beserta Karya-Karya Mereka. Studi sejarah dan politik Indonesia di dalam dan luar negeri selama ini telah berkembang cukup pesat. Jika dapat dipisahkan, tampak bahwa dalam hubungan kedua `dunia` ini berlangsung diskursus akademik yang pasang surut. Pada suatu masa tertentu, seperti dekade 1960an dan awal 1970an, karya-karya sejarawan dan ilmuwan politik (orang) Indonesia kerapkali diperhitungkan sebagai rujukan pemikiran yang penting oleh para sejawat asing mereka (ahli Indonesia, atau Indonesianist) . Tetapi, sejak akhir 1970an, semakin berkurang karya asli (indigenous works ) orang Indonesia yang masuk ke dalam peta pemikiran akademik di kalangan ahli yang bukan orang Indonesia (Indonesianis )1 tersebut. Di satu pihak, keadaan ini menyebabkan semakin sedikit hasil pemikiran orang Indonesia ahli studi sejarah dan politik Indonesia yang, misalnya, dikutip sebagai alur pemikiran tersendiri. Kutipan atas karya orang Indonesia, kalaupun ada, biasanya hanya dalam konteks pemanfaatan sebagai sumber primer. Artinya, hasil pemikiran itu diperlakukan sebagai bahan tekstual, yang masih harus diolah. Di lain pihak, semakin lama semakin besar pengaruh karya-karya Indonesianis ke dalam khasanah Sejarah dan llmu Politik Indonesia. Hampir tidak ada kanya orang Indonesia yang akan disebut karya ilmiah atau akademik jika tanpa menggunakan referensi karya para Indonesianis.Ada banyak sebab mengapa kondisi dua dunia keilmuan tersebut semakin terpisah. Yang asing semakin menjauh, meskipun yang dari sisi Indonesia semakin tergantung. Salah satu sumbemya ialah, semakin banyak dan beragamnya minat kaum Indonesianis, sehingga kontak-kontak intelektual tidak se-intens pada masa-masa sebelumnya. Sebab lain, semakin bertambah banyaknya kepustakaan asing, terutama yang ditulis dalam bahasa Inggris, sehingga seorang Indonesianis bisa menguasai kecabangannya tanpa perlu menggunakan karya-karya orang Indonesia sebagai rujukan pemikiran. Di lain pihak, orang Indonesia yang berminat pada studi Indonesia, terutama sebagai kajian komprehensif dan lintas disiplin seperti yang pada umumnya dilakukan kaum Indonesianis, memiliki lebih banyak akses dibanding pada masa lalu, kepada jurnal-jurnal ilmiah dan bahkan media massa umum, guna menyalurkan karya-karya mereka. Akibatnya, kebutuhan untuk menulis karya di dalam bahasa Inggris juga semakin berkurang. Selain itu, kotak-kotak disiplin keilmuan jauh lebih ketat diterapkan dan dikembangkan di Indonesia dibanding yang berkembang di luar negeri, seperti Australia dan terutama Amerika Serikat.
|