01951 2200265 4500001002100000005001500021008004100036020002200077035002000099082001100119084001700130100002100147245003700168250001100205260003100216300002300247520132100270650002401591650001501615990001101630990001101641990001101652990001101663990001101674INLIS00000000000862320211217101110211217 g 0 ind  a978-979-769-300-8 a0010-0721003882 a371.04 a371.04 HIK b1 aHikmawati, Fenti1 aBimbingan Konseling Edisi Revisi aRevisi aJakarta :bRajawali,c2011 a256 hlm. ;c21 cm. aBimbingan Konseling Semakin semaraknya penyelenggaraan pendidikan sekolah khususnya pada lembaga atau instansi pendidikan sekolah formal yang belakangan ini merupakan suatu fenomena yang menggembirakan. Akan tetapi, meningkatnya apresiasi terhadap keberadaan dan urgensi pendidikan sekolah juga menimbulkan dilema baru, misalnya perbedaan persepsi antara arang tua, pendidik, clan masyarakat secara keseluruhan dalam x3emaknai esensi dan misi pendidikan sekolah. Persepsi ini akan usat pada orientasi pendidikan sekolah, yaitu pendekatan #ademik clan non-akademik. Terjadinya persepsi semacam itu AWkarenakan tidak adanya kesamaan pemahaman orang tua clan pmdidik berkenaan dengan peran pendidikan prasekolah. Oleh ltaffena itu, guru berperan agar mampu menanamkan kesadaran iqxida orang tua mengenai tugas dan peran pendidikan sekolah Mam meningkatkan kemampuan anak.Pelaksanaan pendidikan sekolah formal (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA) merupakan langkah awal untuk perkembangan kehidupandupan seseorang. Dikatakan demikian, karena dalam peadidikan ditanamkan pola-pola pendidikan yang dapat membantu perkembangan anak sejak dini agar tumbuh dan berimbang secara wajar sebagai anak dalam aspek fisik, Meerampilan, pengetahuan, sikap dan perilaku sosial (Supriadi, 1M_ 169). Guna mencapai perkembangan itu, pendidikan perlu 4aBimbingan Konseling 4aPendidikan a045751 a045752 a045753 a045754 a045755