03781 2200253 4500001002100000005001500021008004100036035002000077082000800097084001400105100001900119245004600138260003100184300002000215520320300235650001703438863000603455990001103461990001103472990001103483990001103494990001103505990001103516INLIS00000000000694720211112024538211112 0 ind  a0010-0721002206 a177 a177 HEL e1 aHeld, Virginia1 aEtika Moral :bPembenaran Tindakan Sosial aJakarta :bErlangga,c1991 a309 hlm. ;ccm. aETIKA MORAL. Pembenaran Tindakan Sosial. Teori moral seandainya kita telah dapat memutuskan apakah itu teori moral, kita masih perlu melihat pendapat para penulis berabad-abad yang lalu. Hal ini tentu saja bukan disebabkan bahwa kita berminat mempelajari sejarah mereka, seperti yang kita lakukan dalam mempelajari hipotesis-hipotesis ilmiah awal, melainkan bahwa kita sama sekali tidak yakin apakah pemikiran kita sekarang ini atas sejumlah besar aspek teori moral jauh lebih baik daripada pemikiran mereka dahulu. Memang, kita terpaksa mengakui bahwa teori moral dan penyelidikan moral dewasa ini berada dalam keadaan menyedihkan.Barangkali sebagian penyebab masalah ini ialah adanya pandangan salah tentang apakah teori moral itu atau bagaimanakah seharusnya teori moral itu. Dalam bab 4 dan 15 akan saya coba menjelaskan apakah yang perlu dicakup oleh metode penyelidikan moral supaya metode ini dapat dianggap memadai. Akan diberikan argumentasi , untuk mempertahankan sebuah pandangan tentang teori moral yang jauh lebih erat terikat pada praktek dan eksperimen, dan jauh lebih dapat disamakan dengan teori ilmiah, daripada yang biasanya dipikirkan orang. Dengan sebuah konsepsi seperti itu tentang teori moral, saya berpendapat kita mampu melihat berlangsungnya lebih banyak kemajuan daripada yang biasanya kita sadari. Berbagai penyelidikan normatif dalam bidang-bidang terpisah yang akan saya bahas nanti benar-benar sedang berlangsung, dan penyelidikan-penyelidikan ini kadang-kadang membuahkan hasil. Jika kita memahami cara yang paling baik untuk melakukan penyelidikan-penyelidikan semacam itu, dengan menerima pembagian tugas menyusun teori moral dalam bidang-bidang terpisah misalnya bidang hukum, bidang politik, bidang ekonomi, dan bidang hubungan antar-pribadi, maka barangkali kita akan mampu melihat arah-arah mana yang perlu kita ambil supaya kemajuan lebih pesat dapat berlangsung di kemudian hari. Dibahas dalam buku ini nanti berbagai argumentasi mengenai langkah yang perlu diambil dalam melaksanakan kerja sama sosial. Egoisme, yang dibatasi dengan semestinya, mungkin dapat diterima sebagai landasan bagi lingkup kegiatan tertentu. Meskipun demikian, egoisme tidak dapat menyediakan landasan yang dapat dipakai oleh manusia untuk membentuk atau memelihara kelangsungan hidup masyarakat. Kelangsungan hidup sebuah masyarakat tergantung pada dilaksanakannya rasa percaya timbal-balik antara para anggotanya. Supaya rasa percaya semacam itu ada, perlu dibangun hubungan timbal-balik yang melebihi jangkauan egoisme dan altruisme sekaligus. Supaya rasa percaya semacam itu dapat berkembang, para anggota sebuah masyarakat haruslah memiliki kesepakatan atas landasan umum yang mereka pakai untuk membentuk sebuah wadah atau kesatuan sosial. Berbagai teori tentang kontrak sosial telah berusaha menyodorkan sejumlah syarat kesepakatan untuk dijadikan landasan bagi terbentuknya sebuah masyarakat. Akan saya sodorkan nanti sejumlah unsur yang mutlak perlu untuk dimasukkan ke dalam kesepakatan semacam itu jika kesepakatan ini kita pandang dapat dijadikan landasan bagi pembentukan masyarakat di tempat ini dan di saat ini, bukannya pembentukan masyarakat ideal yang tidak ada. 4aEtika Sosial a2 a000976 a000977 a000977 a000978 a000979 a000980