03113 2200277 4500001002100000005001500021035002000036007000300056008004100059020002200100082001000122084001600132100002800148245002500176300004300201650003100244700002100275504002000296520237900316264004402695336002102739337003002760338002302790990001102813990001102824INLIS00000000002254020250206105329 a0010-0225000021ta250206 e 0 ind  a978-602-19218-7-6 a355.3 a355.3 AAN k0 aAan RahmantoePengarang1 aKronik TNI 1945-1946 ax +162 halaman :bIlustrasi ;c23,5 cm 4aTentara Nasional Indonesia0 aMapaePenyunting a159-162 Halaman a"Tentara hanya mempunyai kewajiban satu, ialah mempertahankan kedaulatan negara dan menjaga keselamatannya, sudah cukup kalau tentara teguh memegang kewajiban ini, lagi pula sebagai tentara, disiplin harus dipegang teguh. Tunduk kepada pimpinan atasannya dengan ikhlas mengerjakan kewajibannya, tunduk kepada perintah pimpinan itulah yang merupakan kekuatan dari suatu tentara. Bahwa negara Indonesia tidak cukup dipertahankan oleh tentara saja, maka perlu sekali mengadakan kerjasama yang seerat-eratnya dengan golongan serta badan-badan diluar tentara. Tentara tidak boleh menjadi alat suatu golongan atau orang siapapun juga." Amanat jenderal Soedirman dihadapan Konferensi TKR dan merupakan amanat pertama kali sejak menjabat Panglima Besar TKR. Yogyakarta,12 November 1945. Berbagai fakta ringan, namun menarik, yang lazimnya luput dari buku-buku sejarah disajikan dalam buku ini. Fakta-fakta seperti salam "merdeka" yang ternyata merupakan salam resmi yang ditetapkan melalui maklumat pemerintah; tentang tentara Indonesia yang ternyata pada awalnya bermarkas di sebuah kamar hotel; tentang pendirian maskapai penerbangan nasional yang modal awalnya berasal dari iuran rakyat; tentang pertempuran Surabaya yang menjadi satu-satunya medan pertempuran di dunia yang menewaskan seorang jenderal Inggris; tentang adanya "Proklamasi Kedua" dari pemerintah Indonesia, disajikan dalam urutan kronologis, bahasa yang mudah dipahami, dan dilengkapi dengan gambar mengenai berbagai peristiwa bersejarah tersebut. Harus dicatat bahwa "fakta-fakta ringan" yang disajikan dalam buku ini bukannya tidak memiliki nilai historis. Fakta-fakta tersebut tetap memiliki nilai dan otentisitas sebagai sebuah fakta sejarah. Hanya saja, penulisan sejarah yang selama ini cenderung hanya menyoroti peristiwa-peristiwa besar membuat fakta-fakta tersebut seolah hanya menjadi fakta remeh dan tidak penting. Oleh karena itu, penyajian fakta-fakta tersebut diharapkan dapat melengkapi penulisan sejarah yang lazim selama ini. Bukankah dalam setiap peristiwa besar tersimpan berbagai fakta-fakta kecil? Bukankah peristiwa besar itu sendiri tersusun dan beragam peristiwa kecil? Dengan ketelitian seorang pencatat, dan akurasi seorang sejarawan, penulis buku ini menyajikan kepada kita fakta-fakta, baik besar maupun kecil, berkaitan dengan sejarah dan perkembangan tentara kita. aYogyakarta :bMata Padi Presindo,c2020 2rdacontentaTeks 2rdamediaaTanpa Perantara 2rdacarrieraLembar a077240 a077241