na INLIS000000000009842 20220103101923 0010-0721005101 220103 g 0 ind Ensiklopedia Rukun Islam : Ibadah Tanpa Khilafiah Puasa Hidayatullah, Syarif Jakarta : Indocamp, 2008 156 hlm. ; 19 cm. 979-020-199-0 297.04 HID e Ensiklopedia Rukun Islam : Ibadah Tanpa Khilafiah Puasa Sebagaimana dimaklum, sejarah telah menorehkan catatannya bahwa pertikaian antara manusia sudah ada sejak kehadiran manusia itu sendiui Bahkan Thomas Hobbes menggelari manusia sebagai homo homini lupus (manusia itu serigala bagi manusia lain). Ibnu Khaldun lamb Muqaddimah) menyebutkan bahwa fitrah manusia itu selalu ingin memimpin dan menguasai. Ungkapan kedua ilmuwan itu sejalan dengan Al-Bagarah ayat 30. Dalam ayat itu Allah SWT mengingatkan kepada manusia bahwa manusialah yang menjadi sumber konflik, dan menumpahkan darah, sebagaimana kekhawatirannya para Malaikat.Dalam sejarah Islam, pertentangan antara sesama umat Islam dimulai dart generasi pertama. Dan sekian banyak perselisihan yang terjadi di saat Nabi masih hidup, memang tidak sampai pada tindakan kekerasan, karena selalu bisa diselesaikan dengan baik. Karena masih ada pemegang otoritas tertinggi, yakni Nabi. Namun, kondisinya berubah setelah Nabi wafat. Petbedaan pendapat acapkali berujung pada perseteruan. Di sinilah, awal mula konflik internal itu terjadi, sampai pada generasi Islam belakanganKetika Nabi SAW wafat, kelompok Anshar berkumpul di pendapa Tsagifah Bath Sa idah. Kala itu, kelompok Anshar menganggap bahwa yang paling berhak menggantikan posisi Nabi sebagai pemimpin adalah orang Anshar. Namun, kelompok Muhajirin tidak sepakat. Kedua kelompok sama-sama mengklaim sebagai pihak yang paling layak menggantikan Nabi. Namun, kecerdikan Umar bin Khatab, perselisihan pun berakhir setelah Abu Bakar ditunjuk sebagai khalifah, yang disetujui seluruh umat Islam. 297.04 Puasa Ramadhan 052563 052562 052564 052565 052566